Vedanta Perkirakan Biaya Produksi Aluminium Turun di Bawah USD 1.700 per Ton Seiring Tambang Bauksit Sijimali Mendekati Persetujuan
Dilansir melalui Alcircle yang diterbitkan pada (10/08/2025). Vedanta Ltd memperkirakan bahwa biaya tunai produksi aluminium primer akan turun di bawah USD 1.700 per ton pada paruh kedua tahun fiskal 2026. Penurunan biaya ini didukung oleh peningkatan produksi alumina captive dari kilang Lanjigarh serta rencana pembukaan tambang bauksit Sijimali di Odisha.
Chief Operating Officer Anup Agarwal menyatakan, “Dengan Train II di Lanjigarh yang telah beroperasi penuh dan Sijimali menyumbang hingga 1,5 juta ton bauksit, kami siap mencapai biaya logam panas di bawah USD 1.700.”, dikutip dari Alcircle.
Untuk tambang bauksit Sijimali, Komite Penasihat Kehutanan telah memberikan izin tahap pertama (FC-1) pada 30 Juli. Manajemen berharap dapat menyelesaikan FC-2 dan izin lingkungan (EC) dalam waktu tiga hingga empat bulan, sehingga penambangan bisa dimulai pada akhir kuartal keempat 2026. Tambang ini diperkirakan akan memasok 1,0 hingga 1,5 juta ton bijih pada tahun ini.
Meskipun ekspor dari Emirates Global Aluminium di Guinea masih ditangguhkan, Vedanta mengatakan kekurangan suplai tersebut telah ditutupi oleh kontrak-kontrak lain. Sepanjang tahun ini, perusahaan telah mengamankan sekitar 9 juta ton bauksit untuk memasok kilang aluminanya.
Lanjigarh memproduksi 584 ribu ton alumina pada kuartal pertama tahun fiskal 2026 dan tetap berada di jalur untuk mencapai target tahunan sebesar 3,0–3,1 juta ton. Peningkatan penuh Train II akan meningkatkan porsi alumina captive Vedanta dari sekitar 50 persen menjadi 65-70 persen, yang akan menurunkan biaya tunai kilang di bawah USD 800 per ton.
Selain itu, dengan harga alumina pihak ketiga yang lebih rendah, manajemen memperkirakan penghematan tambahan sebesar USD 80–100 per ton dalam dua kuartal mendatang.
Saat ini, pabrik beroperasi dengan kapasitas sekitar 3,5 juta ton per tahun. Target awal manajemen adalah menstabilkan produksi pada 5 juta ton per tahun, kemudian melanjutkan kampanye debottlenecking selama 18 bulan yang akan meningkatkan kapasitas menjadi 6 juta ton per tahun. Perusahaan menargetkan penyelesaian mekanis peningkatan tahap kedua ini pada paruh kedua tahun fiskal 2027.
Pada sisi aluminium primer, biaya tunai logam panas Vedanta pada kuartal pertama turun 12 persen secara kuartalan menjadi USD 1.765 per ton, berkat harga alumina yang lebih murah dan porsi alumina captive yang lebih tinggi.
Meskipun pemeliharaan terjadwal di pembangkit listrik Jharsuguda akan membatasi penurunan biaya di kuartal kedua, perusahaan menegaskan proyeksi biaya tahunan berada di kisaran USD 1.700–1.750 per ton, dengan target mencapai batas bawah pada paruh kedua tahun fiskal. COO Anup Agarwal menyampaikan bahwa biaya listrik sudah “mendekati USD 500 per ton.”
Vedanta juga tengah memasang loop kompensasi magnetik di potline di Jharsuguda dan BALCO, sebuah teknologi yang meningkatkan efisiensi arus dan produksi logam. Perbaikan ini mendukung rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas smelter menjadi 2,8–2,85 juta ton dalam 18 bulan ke depan. Target produksi aluminium untuk tahun fiskal 2026 adalah 2,5–2,6 juta ton.
Selain itu, commissioning perluasan pabrik peleburan Balco dengan kapasitas tambahan 435.000 ton per tahun ditargetkan selesai pada kuartal saat ini.
Vedanta menargetkan penurunan biaya tunai aluminium primer di bawah USD 1.700 per ton pada H2 FY26, seiring produksi alumina captive yang meningkat dari kilang Lanjigarh, peluncuran tambang bauksit Sijimali yang mendekati persetujuan, serta peningkatan kapasitas dan efisiensi smelter yang terus berjalan.
Penulis: Ispanji Surya Dewantoro
Sumber: https://www.alcircle.com/press-release/vedanta-sees-aluminium-costs-falling-below-1-700-t-in-h2fy26-as-sijimali-bauxite-mine-nears-approval-115036