Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan tiga langkah strategis untuk menghadapi dampak kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Langkah-langkah ini meliputi perluasan mitra dagang, percepatan hilirisasi sumber daya alam, dan penguatan daya beli dalam negeri.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, menjelaskan bahwa strategi ini bertujuan untuk memastikan Indonesia tetap tumbuh meskipun menghadapi ketidakpastian global.
“Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” ujarnya.
Langkah pertama adalah memperluas mitra dagang. Setelah dilantik, Presiden Prabowo segera mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.
“Keanggotaan Indonesia di BRICS memperkuat berbagai perjanjian dagang multilateral yang telah ditandatangani Indonesia,” tambah Noudhy.
Langkah kedua adalah mempercepat hilirisasi sumber daya alam. Pemerintah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk mendukung hilirisasi industri di berbagai sektor utama seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
“Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga tidak lagi bergantung pada investasi asing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan,” jelas Noudhy.
Langkah ketiga adalah memperkuat daya beli masyarakat melalui program-program kesejahteraan. Salah satu program unggulan adalah makan bergizi gratis yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025. Selain itu, pemerintah juga berencana membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekonomi desa dan membuka jutaan lapangan kerja.
“Dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga, yang mencakup 54 persen dari PDB Indonesia, program ini akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Noudhy.
Penuis : Putri Salsabila Irawan
Sumber: beritasatu.com