PTP Nonpetikemas Maksimalkan Peran Terminal Kijing untuk Dukung Hilirisasi Bauksit di Mempawah

PTP Nonpetikemas Maksimalkan Peran Terminal Kijing untuk Dukung Hilirisasi Bauksit di Mempawah

 

Dilansir melalui Validnews.id pada (01/08/2025). Terminal Kijing memiliki peranan strategis dalam proses bongkar muat serta pengiriman bauksit untuk kebutuhan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) merancang Terminal Kijing sebagai fasilitas utama yang berfungsi untuk memperlancar proyek hilirisasi bauksit menjadi alumina di wilayah tersebut.

Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, menjelaskan bahwa Terminal Kijing memiliki dermaga sepanjang sekitar 1,7 kilometer untuk mendukung pengiriman berbagai jenis bahan baku industri yang berasal dari Kalimantan Barat.

“Pelabuhan ini disiapkan untuk mendukung program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah, serta melayani berbagai macam kargo, baik nonpetikemas maupun petikemas guna memperkuat rantai pasok, khususnya di wilayah barat Indonesia,” ujar Indra kepada media di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (1/8), dikutip dari Validnews.id.

Sebagai informasi, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam program hilirisasi bauksit.

PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) adalah perusahaan patungan yang dibentuk oleh dua anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Saat ini, SGAR telah memasuki fase pertama operasional dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta ton alumina per tahun. Alumina yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan aluminium.

“Alumina ini seperti tepung saja ya tapi lebih halus, nah ini kami bawa lagi ke Inalum yang saat ini di Asahan, Sumatra Utara. Di sana, diolah menjadi aluminium untuk berbagai macam kebutuhan,” imbuhnya.

PTP Nonpetikemas berperan dalam menerima dan membongkar muatan bauksit yang akan diproses di SGAR Mempawah. Setelah diproses menjadi alumina, PTP Nonpetikemas juga menangani bongkar muat untuk pengiriman alumina ke Asahan, Sumatra Utara.

Untuk meningkatkan dukungan Terminal Kijing terhadap proyek hilirisasi bauksit, PTP Nonpetikemas telah merelokasi alat-alat berat dari beberapa cabang PT Pelindo yang sebelumnya kurang dimanfaatkan.

“Mungkin utilisasinya kurang, kita relokasi ke sana (Terminal Kijing), ada yang dari Belawan, Dumai, Tanjung Intan Cilacap, Ciwandan, termasuk juga ada yang dari Tanjung Priok,” sambung Indra.

Selain itu, PTP Nonpetikemas juga turut menangani caustic soda, salah satu bahan utama dalam proses pengolahan bauksit menjadi alumina. Sebelumnya, penanganan caustic soda di Indonesia hanya dilakukan di Cilegon, Banten menggunakan pipa.

Kali ini, PTP Nonpetikemas melakukan penanganan caustic soda tanpa menggunakan pipa, langsung dari kapal ke truk tangki untuk kemudian diangkut menuju smelter milik PT BAI.

“Kita bangun seperti ini, tim yang melakukan semuanya pakai baju hazmat, tidak boleh dibuka. Caustic soda ini apabila kita kena, tulang kita melepuh, bukan lagi kulit,” tandas Indra Hidayat Sani.

Dengan peran strategis Terminal Kijing, PTP Nonpetikemas mendukung kelancaran hilirisasi bauksit menjadi alumina melalui layanan bongkar muat bauksit, pengiriman alumina, serta penanganan caustic soda untuk kebutuhan operasional SGAR di Mempawah.

 

Penulis: Ispanji Surya Dewantoro

Sumber: https://validnews.id/ekonomi/ptp-nonpetikemas-beberkan-peran-terminal-kijing-untuk-dukung-hilirisasi-bauksit

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *