Proyek Smelter Aluminium Inalum di Mempawah Masuk Daftar 18 Proyek Hilirisasi Usulan Bahlil
Dilansir melalui Kontan yang diterbitkan pada (14/08/2025). Dari 18 proyek hilirisasi yang diajukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi yang juga diketuai oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, terdapat dua proyek hilirisasi bauksit. Salah satunya adalah proyek pembangunan smelter aluminium.
Dalam dokumen Satgas Hilirisasi, proyek ini berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, dengan nilai investasi mencapai Rp 60 triliun dan berpotensi menciptakan 14.700 lapangan kerja.
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), yang merupakan bagian dari holding BUMN Pertambangan MIND ID, membenarkan bahwa proyek hilirisasi bauksit yang diajukan adalah proyek strategis Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Direktur Pengembangan Usaha INALUM, Arief Haendra, menyampaikan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah pengembangan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 2 Mempawah dengan kapasitas 1 juta ton per tahun, serta ekspansi Smelter Aluminium (Smelter 2 Mempawah) yang memiliki kapasitas 600.000 ton per tahun dan direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2028.
“Hal ini akan berdampak pada peningkatan jumlah kapasitas produksi alumina dan aluminium masing–masing menjadi sebesar 2 juta ton per tahun alumina dan 900.000 ton per tahun aluminium,” jelas Arief kepada Kontan, Kamis (14/08), dikutip dari Kontan.
Ia menambahkan bahwa proyek SGAR Mempawah Fase 2 ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi alumina yang akan menjadi bahan baku untuk smelter aluminium, terutama Smelter 2 Mempawah.
“Proyek SGAR fase 2 merupakan kelanjutan dari SGAR Mempawah Fase 1 yang saat ini sedang dalam tahap small scale production,” tambahnya.
Dengan berjalannya SGAR Mempawah Fase 2, diharapkan pasokan alumina domestik untuk kebutuhan smelter aluminium Inalum bisa terpenuhi, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina.
“Untuk SGAR fase kedua, rencananya Final Investment Decision (FID) dijadwalkan pada akhir 2025, dilanjutkan dengan konstruksi pada pertengahan 2026. Target commissioning dan operasional penuh direncanakan pada tahun 2028,” ungkapnya.
Target Produksi dan Alokasi Capex Inalum 2025
Sementara itu, Arief juga menyampaikan bahwa Inalum menargetkan produksi aluminium sebesar 277 ribu ton sepanjang tahun 2025.
“Hingga bulan Juli 2025, pencapaian produksi Inalum 102% Year to Date (YTD) dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP),” ungkapnya.
Untuk tahun ini, Inalum mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar US$ 82,8 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.
Arief menyebutkan bahwa sebagian besar anggaran capex tersebut akan difokuskan pada pengembangan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan.
Prioritas penggunaan capex antara lain adalah peremajaan fasilitas pabrik, penggantian sistem kontrol proses untuk menekan emisi gas rumah kaca, konversi sistem distribusi alumina menjadi sistem tertutup guna mengurangi debu, serta pembaruan armada kendaraan operasional untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
“Capex yang dialokasikan sebesar US$ 82,8 juta, ini terdiri dari setoran modal ke anak perusahaan sebesar US$ 39,3 juta dan untuk proyek strategis kami sebesar US$ 43,5 juta,” ungkapnya.
Proyek Smelter Grade Alumina Refinery dan ekspansi Smelter Aluminium Inalum di Mempawah menjadi bagian dari 18 proyek hilirisasi usulan pemerintah dengan nilai investasi Rp 60 triliun, ditargetkan beroperasi pada 2028, serta didukung alokasi capex 2025 sebesar US$ 82,8 juta untuk mendukung pengembangan dan efisiensi operasional perusahaan.
Penulis: Ispanji Surya Dewantoro
Sumber: https://industri.kontan.co.id/news/smelter-aluminium-inalum-masuk-dalam-18-proyek-hilirisasi-yang-diajukan-bahlil