Prabowo Siapkan 18 Proyek Hilirisasi dan Ketahanan Energi Senilai Rp 618 Triliun

Prabowo Siapkan 18 Proyek Hilirisasi dan Ketahanan Energi Senilai Rp 618 Triliun

 

Dilansir melalui CNBC Indonesia pada (23/07/2025). Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mempercepat program hilirisasi di dalam negeri. Kebijakan ini tidak hanya menyasar komoditas nikel atau mineral dan batu bara (minerba), tetapi juga diperluas ke sektor pertanian dan perikanan. Dalam waktu dekat, sebanyak 18 proyek hilirisasi akan mulai dibangun.

Langkah ini menyusul penyerahan dokumen pra studi kelayakan (pra-FS) untuk 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional yang dilakukan pada Selasa (22/07/2025). Dokumen pra-FS tersebut diserahkan oleh Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, kepada CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, menyampaikan bahwa sebanyak 18 proyek telah siap untuk masuk tahap pra studi kelayakan.

Total nilai investasi dari seluruh proyek ini diperkirakan mencapai US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,13 triliun.

“Kami sudah ada sekitar 18 proyek yang sudah siap pra FS-nya Pak Kepala Danantara, dengan total investasi sebesar US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,13 triliun. Ini di luar ekosistem baterai mobil khusus yang kita akan bangun sesuai dengan arahan Bapak Presiden dalam ratas,” kata Bahlil dalam acara Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/07/2025) dikutip dari CNBC Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa proyek-proyek ini terdiri dari delapan proyek hilirisasi di sektor mineral dan batu bara, dua proyek terkait transisi energi, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi sektor pertanian, serta tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.

“Kami dalam berbagai kajian para FS ini sudah melewati sebuah proses-proses panjang. Dari diskusi, kajian mendalam, antar tim, melibatkan akademisi, melibatkan pemangku kepentingan lain, pengusahanya kita undang, teknologinya kita undang,” katanya.

Berdasarkan bahan paparan dari Kementerian ESDM, delapan proyek hilirisasi minerba merupakan yang terbesar dengan nilai US$ 20,1 miliar dan berpotensi menyerap 104.974 tenaga kerja. Proyek hilirisasi di sektor pertanian bernilai US$ 444,3 juta dan berpotensi menyerap 23.950 tenaga kerja. Proyek hilirisasi kelautan dan perikanan memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,08 miliar dengan potensi menyerap 67.100 tenaga kerja.

Selanjutnya, proyek transisi energi bernilai US$ 2,5 miliar dan dapat menyerap 29.652 tenaga kerja. Adapun proyek ketahanan energi senilai US$ 14,5 miliar dan diperkirakan akan menyerap 50.960 tenaga kerja.

Secara total, 18 proyek ini diperkirakan akan menciptakan 276.636 lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

Berikut daftar 18 proyek hilirisasi tersebut:

  1. Industri Smelter Aluminium (bauksit) di Mempawah, Kalimantan Barat. Nilai investasi Rp 60 triliun dan diperkirakan akan menyerap 14.700 tenaga kerja.
  2. Industri DME (hilirisasi batu bara) di enam lokasi: Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, dan Banyuasin. Nilai investasi Rp 164 triliun dan diperkirakan akan menyerap 34.800 tenaga kerja.
  3. Industri Aspal (aspal Buton) di Buton, Sulawesi Tenggara. Nilai investasi Rp 1,49 triliun dan diperkirakan akan menyerap 3.450 tenaga kerja.
  4. Industri Mangan Sulfat (mangan) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Nilai investasi Rp 3,05 triliun dan diperkirakan akan menyerap 5.224 tenaga kerja.
  5. Industri Stainless Steel Slab (nikel) di Kawasan Industrial Morowali, Sulawesi Tengah. Nilai investasi Rp 38,4 triliun dan diperkirakan akan menyerap 12.000 tenaga kerja.
  6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (Katoda tembaga) di Gresik, Jawa Timur. Nilai investasi Rp 19,2 triliun dan diperkirakan akan menyerap 9.700 tenaga kerja.
  7. Industri Besi Baja (Pasir besi) di Kabupaten Sarmi, Papua. Nilai investasi Rp 19 triliun dan diperkirakan akan menyerap 18.000 tenaga kerja.
  8. Industri Chemical Grade Alumina (bauksit) di Kendawangan, Kalimantan Barat. Nilai investasi Rp 17,3 triliun dan diperkirakan akan menyerap 7.100 tenaga kerja.
  9. Industri Oleoresins (Pala) di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Nilai investasi Rp 1,8 triliun dan diperkirakan akan menyerap 1.850 tenaga kerja.
  10. Industri Oleofood (Kelapa sawit) di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK). Nilai investasi Rp 3 triliun dan diperkirakan akan menyerap 4.800 tenaga kerja.
  11. Industri nata de coco, medium-chain triglycerides (MCT), coconut flour, activated carbon (kelapa) di Kawasan Industri Tayan, Riau. Nilai investasi Rp 2,3 triliun dan diperkirakan akan menyerap 22.100 tenaga kerja.
  12. Industrial Chlor Alkali Plant (garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Nilai investasi Rp 16 triliun dan diperkirakan akan menyerap 33.000 tenaga kerja.
  13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Nilai investasi Rp 1 triliun dan diperkirakan akan menyerap 27.600 tenaga kerja.
  14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) di Kupang, NTT. Nilai investasi Rp 212 miliar dan diperkirakan akan menyerap 1.700 tenaga kerja.
  15. Oil Refinery di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak. Nilai investasi Rp 160 triliun dan diperkirakan akan menyerap 44.000 tenaga kerja.
  16. Oil Storage Tanks di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak. Nilai investasi Rp 72 triliun dan diperkirakan akan menyerap 6.960 tenaga kerja.
  17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit dan Silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Nilai investasi Rp 24 triliun dan diperkirakan akan menyerap 19.500 tenaga kerja.
  18. Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) di KBN Maranda, Kawasan Industri Cikarang, dan Kawasan Industri Karawang. Nilai investasi Rp 16 triliun dan diperkirakan akan menyerap 10.152 tenaga kerja.

Sebanyak 18 proyek prioritas di berbagai sektor dengan investasi ratusan triliun rupiah ini diproyeksikan mampu menciptakan ratusan ribu peluang kerja dan memperkuat ketahanan energi nasional.

 

Penulis: Ispanji Surya Dewantoro

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20250723094812-4-651421/prabowo-punya-18-megaproyek-andalan-ini-daftar-lengkapnya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *