Inalum Alihkan Fokus ke Pasar Dalam Negeri Usai Tarif Aluminium AS Naik 50%

Inalum Alihkan Fokus ke Pasar Dalam Negeri Usai Tarif Aluminium AS Naik 50%

 

Dilansir melalui Bloomberg Technoz pada (17/07/2025). PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) kini tengah mengalihkan fokus ke pasar domestik setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor aluminium menjadi 50%.

Sebelumnya, pada bulan Maret, Trump menetapkan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan aluminium, lalu meningkatkannya menjadi 50% pada bulan Juni.

Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, menyampaikan bahwa pihaknya berharap dukungan dari pemerintah dalam bentuk regulasi impor guna mendorong peningkatan penyerapan aluminium dalam negeri pasca kebijakan tarif tersebut.

“Ini memang kami harapkan kita bisa mendapatkan market pengganti di domestik, karena memang kita itu aslinya produk kita itu semi-finished, produk kita itu kemudian dibeli oleh industri nasional, kemudian mereka membuat produk jadi,” kata Melati dalam rapat dengan Komisi XII DPR, Rabu (16/7/2025), dikutip dari Bloomberg Technoz.

Menurutnya, tarif dari pemerintah AS membuat produsen aluminium hilir kehilangan sekitar 30.000 ton pangsa pasar per tahun. Ia berharap pasar yang hilang bisa diimbangi melalui kebijakan impor di dalam negeri.

“Harapan kami dengan penggalakan regulasi importasi ini, mungkin bisa membantu para produser hilir ini bisa mendapatkan pasar pengganti di dalam negeri, at least sepadan dengan angka yang hilang ketika implementasi dari penerapan tarif Trump ini,” jelasnya.

Banjir Impor

Melati juga menjelaskan bahwa saat ini Inalum baru menguasai 46% pangsa pasar dalam negeri, sementara sisanya masih dipenuhi oleh aluminium impor. Inalum menargetkan peningkatan pangsa pasar menjadi 48% pada tahun ini.

Ia juga memperkirakan bahwa permintaan aluminium domestik akan melonjak hingga 600% dalam 30 tahun mendatang, seiring transisi ke energi baru terbarukan (EBT). Sebagai contoh, satu unit pembangkit tenaga surya berkapasitas 1 megawatt (MW) membutuhkan sekitar 21 ton aluminium.

Selain itu, pertumbuhan kendaraan listrik juga akan mendorong permintaan aluminium karena sekitar 18% dari bobot battery pack terdiri dari material aluminium.

“Ke depannya kami hadir dengan rencana konkret untuk bisa mengurangi ketergantungan impor tersebut dan dapat menciptakan rantai pasok aluminium yang lebih memiliki dan juga terintegrasi,” ungkapnya.

Biaya Naik

Kebijakan tarif yang diterapkan AS juga berdampak signifikan terhadap industri global, termasuk perusahaan tambang besar Rio Tinto Group.

Rio Tinto mencatat bahwa tarif terhadap aluminium asal Kanada menyebabkan beban biaya kotor lebih dari US$300 juta selama semester I-2025.

Perusahaan yang juga merupakan produsen aluminium terbesar di Kanada ini mengirimkan sebagian besar hasil produksinya ke pasar AS. Mereka melaporkan menanggung biaya kotor sebesar US$321 juta akibat tarif tersebut. Namun, sebagian besar beban itu berhasil dikompensasi melalui kenaikan premi penjualan di pasar AS.

Industri logam secara keseluruhan saat ini sedang beradaptasi terhadap gejolak perdagangan yang timbul akibat kebijakan Presiden Trump tahun ini.

Rio Tinto menjelaskan bahwa premi aluminium di AS yang merupakan biaya tambahan di atas harga pasar telah menyesuaikan dengan tarif awal 25%, namun belum sepenuhnya mengimbangi tarif 50% hingga akhir kuartal II-2025.

Selama semester pertama tahun ini, perusahaan telah mengirim sekitar 723.000 ton aluminium ke AS, yang mencakup sekitar tiga perempat dari produksi mereka di Kanada.

Harga kontrak berjangka aluminium di pasar AS yang digunakan untuk melacak biaya pembelian juga meningkat. Kontrak premi pengiriman ke wilayah Midwest melonjak hampir tiga kali lipat sepanjang tahun ini, mencapai hampir 66 sen per pon evel tertinggi sejak 2013.

Kenaikan tarif aluminium AS sebesar 50% mendorong Inalum untuk memperkuat pasar dalam negeri melalui dukungan regulasi impor, di tengah tantangan banjir aluminium impor dan gejolak biaya global yang juga dirasakan oleh pemain besar seperti Rio Tinto.

 

Penulis: Ispanji Surya Dewantoro

Sumber: https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/77487/inalum-fokus-pasar-domestik-usai-aluminium-kena-tarif-trump-50

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *