Harga Aluminium Ingot Global Anjlok di Kuartal II 2025 Akibat Tarif, Kelebihan Pasokan, dan Lemahnya Permintaan

Harga Aluminium Ingot Global Anjlok di Kuartal II 2025 Akibat Tarif, Kelebihan Pasokan, dan Lemahnya Permintaan

 

Dilansir melalui Alcircle pada (20/08/2025). Pasar aluminium mengalami tekanan berat sepanjang paruh pertama tahun 2025, dengan harga ingot mengalami penurunan tajam pada kuartal kedua di wilayah Amerika Utara, Asia-Pasifik, dan Eropa. Hal ini disebabkan oleh kelebihan pasokan, menurunnya permintaan dari sektor hilir, serta peningkatan persediaan. Kebijakan tarif dari Amerika Serikat juga turut mengganggu alur perdagangan.

Tekanan pasar meningkat pada Juli ketika pemerintah AS menggandakan tarif impor aluminium menjadi 50 persen. Langkah ini mengganggu rantai pasok dan mengubah dinamika harga aluminium.

Amerika Utara: Tarif, Penimbunan, dan Permintaan Menurun

Indeks Harga Aluminium Ingot di Amerika Utara turun hampir 18 persen pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama. Penurunan ini merupakan akibat gabungan dari kelebihan pasokan dan melemahnya permintaan. Importir mempercepat penimbunan stok sebelum kenaikan tarif Pasal 232 pada Juni, sehingga persediaan meningkat baik di pasar domestik maupun di gudang-gudang LME.

Pada pertengahan kuartal, produsen mendapat keuntungan dari biaya alumina dan energi yang lebih rendah, namun tarif impor yang meningkat tajam pada akhir Juni meningkatkan biaya impor dan menekan margin keuntungan peleburan.

Aktivitas di sektor otomotif dan konstruksi melambat, sementara pembeli lebih mengandalkan pengadaan tepat waktu untuk mengurangi risiko volatilitas harga. Menurut Asosiasi Aluminium, permintaan aluminium di AS dan Kanada turun 4,4 persen year-on-year pada kuartal pertama, dan penurunan ini berlanjut hingga kuartal kedua.

Pengiriman dari produsen AS dan Kanada menurun 6,7 persen year-to-date hingga April, impor naik 40,9 persen pada kuartal pertama, dan persediaan skrap meningkat 18,9 persen year-on-year pada April, memperparah kelebihan pasokan.

Harga mengalami sedikit kenaikan pada Juli. Tarif 50 persen mendorong premi bea masuk di Midwest naik karena pembeli mempercepat pembelian sebelum biaya perdagangan bertambah tinggi. Optimisme terhadap kebijakan yang mendorong konsumsi domestik turut meningkatkan sentimen pasar.

Asia-Pasifik: Permintaan Lemah karena AI dan Otomotif

Indeks Harga Aluminium Ingot di Asia-Pasifik turun 8,1 persen pada kuartal kedua 2025, didorong oleh lemahnya permintaan hilir dan stabilnya pasokan.

Di Jepang, perusahaan penggulung aluminium seperti UACJ dan MA Aluminum menghadapi kenaikan biaya bahan baku, transportasi, dan tenaga kerja. Mereka berupaya menaikkan biaya pemrosesan, tetapi banyak pelanggan menolak karena permintaan ritel masih lemah.

Produsen mobil menjaga produksi dengan pengadaan tepat waktu, namun aktivitas konstruksi dan manufaktur yang lambat menyebabkan tantangan. Pemulihan ekonomi Tiongkok yang tidak merata serta ekspor yang lemah semakin menekan permintaan.

Harga aluminium spot di Jepang turun sekitar 5 persen mingguan pada awal kuartal kedua, mencerminkan kehati-hatian pembeli. Persediaan pelabuhan turun menjadi sekitar 316.700 ton pada akhir Juni, turun 4,3 persen dari awal kuartal, namun penurunan tersebut belum cukup mengurangi kelebihan pasokan secara signifikan.

Penjualan mobil naik 21,3 persen year-on-year pada Juni menjadi sekitar 393.160 unit, meningkatkan konsumsi aluminium untuk lembaran dan ekstrusi. Selain itu, permintaan aluminium foil berkualitas tinggi untuk pusat data AI meningkat pesat. Faktor-faktor ini turut mendukung kenaikan harga moderat pada Juli, didukung oleh pasokan yang lebih ketat dan permintaan yang kuat dari sektor otomotif dan teknologi.

Eropa: Kelebihan Pasokan Picu Penurunan Harga Terbesar

Eropa mencatat penurunan harga aluminium ingot paling dalam, dengan Indeks Harga turun sekitar 20 persen kuartal-ke-kuartal pada kuartal kedua 2025.

Pabrik peleburan di Jerman beroperasi hampir penuh kapasitas, dengan produksi tambahan diperkirakan akan terjadi akhir 2025, sehingga pasokan tetap melimpah. Persediaan di gudang LME dan gudang sosial tetap tinggi selama kuartal tersebut.

Biaya bahan baku dan energi stabil, namun pasar tetap tertekan oleh pasokan yang berlebihan. Permintaan menurun karena produsen mobil dan sektor konstruksi menggunakan stok yang ada ketimbang melakukan pemesanan baru.

Konstruksi perumahan di Jerman membaik sedikit, namun pemulihan ini belum cukup untuk mengubah kondisi pasar yang secara umum masih lemah.

Harga aluminium Eropa sedikit menguat pada pertengahan Juli seiring kenaikan harga penyelesaian tunai di LME, tetapi sentimen pasar tetap lemah karena kelebihan pasokan yang berlanjut.

Keuntungan Kuartal Pertama dan Prospek Tahun 2025

Penurunan di kuartal kedua kontras dengan kondisi lebih kuat pada kuartal pertama 2025, di mana harga naik di beberapa kawasan. Rata-rata harga di Asia-Pasifik adalah USD 2.587 per ton, turun 8,1 persen bulanan dan 6,1 persen tahunan. Di Eropa, rata-rata harga mencapai USD 3.089 per ton, turun 15,7 persen bulanan dan 10,2 persen tahunan.

Amerika Utara mencatat harga rata-rata USD 4.166 per ton, turun 15,7 persen bulanan dan 6,4 persen tahunan. Di India, harga mencapai INR 245.590 per ton, turun 11,2 persen bulanan namun naik 0,5 persen tahunan.

Prospek aluminium di pasar LME untuk 2025 cukup optimis. Jajak pendapat Reuters pada Januari memprediksi aluminium menjadi logam dasar dengan kinerja terbaik tahun ini, dengan harga diperkirakan naik 6,3 persen year-on-year menjadi sekitar USD 2.573 per ton, dalam kisaran USD 2.400 hingga USD 2.700 per ton.

Analis memperkirakan potensi defisit pasokan pada akhir tahun serta permintaan struktural dari kendaraan listrik, penyimpanan energi, dan infrastruktur akan menjadi dasar pemulihan harga aluminium global.

Meskipun harga aluminium ingot global menurun tajam pada kuartal kedua 2025 karena tarif impor, kelebihan pasokan, dan permintaan yang melemah di berbagai kawasan, prospek pasar tetap optimistis dengan potensi pemulihan harga didukung oleh permintaan struktural dari kendaraan listrik, penyimpanan energi, dan infrastruktur pada akhir tahun.

 

Penulis: Ispanji Surya Dewantoro

Sumber: https://www.alcircle.com/news/global-aluminium-ingot-prices-tumble-in-q2-2025-amid-tariffs-oversupply-and-weak-demand-115147

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *