Permintaan China Meningkat dan Stok Menipis, Harga Aluminium Menguat
Dilansir melalui Ipotnews yang diterbitkan pada (21/08/2025). Harga aluminium mencatat kenaikan pada Kamis dan menjadi yang paling menonjol di antara logam dasar lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya persediaan serta munculnya tanda-tanda peningkatan permintaan dari China sebagai konsumen utama, yang mendorong sentimen pasar.
Kontrak aluminium paling aktif di Shanghai Futures Exchange mengalami kenaikan sebesar 0,49% menjadi 20.620 yuan (USD2.872,83) per metrik ton.
Sementara itu, harga aluminium acuan untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tercatat sedikit berubah di level USD2.575 per ton pada pukul 14.00 WIB, menurut laporan Reuters dari Beijing, Kamis (21/8).
Menurut analis aluminium yang berbasis di Shanghai, “Permintaan spot (aluminium) menunjukkan tanda-tanda perbaikan; hal itu ditambah dengan destocking beberapa produk mendukung harga.”, dikutip dari Ipotnews.
Analis dari broker Guosen Futures menyampaikan bahwa penurunan harga sebelumnya telah mendorong minat beli yang lebih tinggi di pasar spot, sehingga membatasi ruang untuk pelemahan harga lebih lanjut.
Analis Galaxy Futures menuturkan bahwa penyusutan stok aluminium turut mendukung harga di bursa Shanghai meskipun masih terdapat risiko penurunan.
Namun, potensi kenaikan harga lebih lanjut tertahan oleh tingginya pasokan secara global. Data dari International Aluminium Institute (IAI) yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa produksi aluminium primer global sepanjang Juli meningkat 2,5% secara tahunan (year-on-year) menjadi 6,373 juta ton.
Investor juga tengah mencermati pernyataan dari Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan berpidato pada Jumat, untuk melihat arah kebijakan suku bunga di masa mendatang.
Pelemahan dolar AS turut membantu meningkatkan permintaan terhadap logam yang dihargakan dalam mata uang tersebut.
Untuk logam dasar lainnya di kompleks LME, tercatat tembaga turun 0,26%, nikel melemah 0,25%, timbal turun 0,58%, seng melemah 0,43%, dan timah turun 0,07%.
Sementara di Shanghai Futures Exchange, tembaga turun tipis 0,05%, nikel melemah 0,33%, timah turun 0,73%, sementara seng naik 0,16% dan timbal menguat 0,09%.
Kenaikan harga aluminium didorong oleh menipisnya stok dan meningkatnya permintaan dari China, meskipun tekanan dari lonjakan produksi global serta faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga dan pergerakan dolar AS tetap menjadi perhatian pasar.
Penulis: Ispanji Surya Dewantoro
Sumber: https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Permintaan_China_Menggeliat__Harga_Aluminium_Terkatrol&news_id=203532&group_news=IPOTNEWS&taging_subtype=TIN&name=&search=y_general&q=logam%20dasar,tembaga,copper,timbal,lead,logam%20industri,timah,tin,seng,zinc,nikel,aluminium&halaman=1