Bahlil: AS Bisa Akses Mineral Kritis Indonesia Asal Datangkan Investor
Dilansir melalui CNBC Indonesia yang diterbitkan pada (06/08/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, merespons minat Amerika Serikat (AS) untuk memperoleh akses terhadap sumber daya mineral kritis yang dimiliki Indonesia. Kesepakatan terkait hal ini telah tercapai dalam negosiasi tarif impor antara Indonesia dan AS, salah satunya mencakup soal mineral kritis.
Kesepakatan tersebut menjadi bagian dari kerangka kerja negosiasi Perjanjian Perdagangan Timbal Balik antara kedua negara. Dalam pernyataannya, Gedung Putih menyampaikan bahwa, “Indonesia akan menghapus pembatasan ekspor komoditas industri ke Amerika Serikat, termasuk mineral kritis.”
Bahlil menyatakan bahwa keinginan AS untuk mendapatkan akses terhadap mineral kritis bisa difasilitasi, namun harus disertai dengan masuknya investor dari AS ke Indonesia. Pemerintah akan menyiapkan tambang untuk AS apabila ada investor yang datang.
“Kemarin, negosiasi tentang tarif, ada keinginan untuk Amerika, mineral kritis. Saya bilang, kita kasih. Sama. Tinggal Bapak datangkan investornya, saya siapkan tambangnya,” ujar Bahlil di Hotel Mulia Jakarta, dikutip Rabu (6/8/2025) dari CNBC Indonesia.
Bahlil juga menegaskan bahwa perlakuan Indonesia terhadap kerja sama investasi tidak akan dibedakan antar negara. Semua pihak akan mendapatkan perlakuan yang setara.
“Bisnisnya sama. Equal treatment. Nggak ada beda-beda. Jangankan Amerika, mau Afrika, mau Eropa, mau di mana saja,” tambahnya.
Meskipun tidak menjelaskan secara rinci bentuk investasi yang diminta dari AS, Bahlil dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa proyek hilirisasi nikel dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) akan diperlakukan secara adil untuk semua negara yang ingin berinvestasi.
“Saya berjanji kepada Bapak-Ibu semua, kalau ada yang membangun ekosistem baterai mobil, saya sendiri akan mengurusnya tanpa membeda-bedakan dari negara mana pun,” tandasnya.
Daftar Mineral Kritis di Indonesia
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No.296.K/MB.01/MEM.B/2023 mengenai Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis, terdapat 47 jenis mineral yang dikategorikan sebagai mineral kritis, di antaranya
- Aluminium (dari bauksit)
- Antimoni
- Barium (dari barit)
- Berilium
- Besi (dari bijih besi, pasir besi)
- Bismut
- Boron
- Kadmium
- Feldspar
- Fluorspar
- Fosfor (dari fosfat)
- Galena
- Galium
- Germanium
- Grafit
- Hafnium
- Indium
- Kalium
- Kalsium
- Kobal
- Kromium (dari kromit)
- Litium
- Logam Tanah Jarang
- Magnesium
- Mangan
- Merkuri (dari sinabar)
- Molibdenum
- Nikel
- Niobium
- Palladium
- Platinum
- Ruthenium
- Selenium
- Seng
- Silika (dari pasir kuarsa, kuarsit, kristal kuarsa)
- Sulfur (dari belerang)
- Skandium
- Stronsium
- Tantalum
- Telurium
- Tembaga
- Timah
- Titanium
- Torium
- Wolfram
- Vanadium
- Zirkonium (dari zirkon)
Indonesia membuka peluang akses tambang mineral kritis bagi Amerika Serikat dengan syarat kehadiran investor, sambil menegaskan perlakuan setara bagi semua negara dalam kerja sama investasi, termasuk dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.
Penulis: Ispanji Surya Dewantoro
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20250806123015-4-655542/bahlil-siapkan-tambang-untuk-as-gali-harta-karun-ri