Krisis Energi yang Berlangsung Tekan Produksi Bubuk Alumina Iran 3,1% YoY

Krisis Energi yang Berlangsung Tekan Produksi Bubuk Alumina Iran 3,1% YoY

 

Dilansir melalui Alcircle yang diterbitkan pada (04/08/2025). Data dari Organisasi Pengembangan dan Renovasi Industri Pertambangan dan Pertambangan Iran (IMIDRO) menunjukkan bahwa produksi bubuk alumina Iran dari 21 Maret hingga 22 Juli 2025 tercatat sebanyak 74.425 ton. Angka tersebut menurun sebesar 3,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (1403), yakni 76.885 ton.

Krisis energi – alasan penurunan YoY?

Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah krisis energi yang terus berlanjut. Kekurangan pasokan listrik secara luas menyebabkan pemadaman, sehingga industri terpaksa mengurangi atau menghentikan aktivitas operasional. Hal ini berdampak langsung pada penurunan produksi alumina selama periode tersebut.

Kondisi serupa juga terjadi di PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), yang mengalami tantangan pasokan listrik akibat alokasi daya untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah Sumatera Utara. Akibatnya, Inalum harus memangkas produksi secara berkala. Proyek peleburan aluminium baru milik Inalum dengan kapasitas 600 ktpa membutuhkan pasokan listrik stabil sebesar 1.008 MW, yang mencerminkan tantangan besar dalam menjamin ketersediaan energi hijau dan berkelanjutan guna mendukung ekspansi operasional.

Produksi alumina dan aluminium Iran menunjukkan pertumbuhan yang tangguh pada tahun 2024-25

Selama Maret 2024 hingga Februari 2025, total produksi bubuk alumina oleh Iran Alumina Company mencapai 212.520 ton. Pada delapan bulan pertama (20 Maret –  20 November 2024), produksi bubuk alumina Iran meningkat 5 persen, dari 152.293 ton pada tahun sebelumnya menjadi 159.416 ton, menurut IMIDRO. Capaian ini mencerminkan pertumbuhan berkelanjutan dalam rantai industri aluminium negara tersebut.

Untuk aluminium primer, produksi Iran dalam 11 bulan pertama tahun kalender Iran (20 Maret 2024 – 18 Februari 2025) mencapai 552.185 ton. Kenaikan produksi ini ditopang oleh pertumbuhan produksi bauksit dan alumina. Produksi tersebut berasal dari empat perusahaan utama: South Aluminum Company (SALCO), Iranian Aluminium Company (Iralco), Almahdi, dan Iran Alumina, sesuai data IMIDRO.

Meskipun produksinya masih tinggi, jumlah tersebut mengalami penurunan 5,16 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun fiskal sebelumnya, yang tercatat 582.200 ton. IMIDRO sebagai perusahaan induk milik negara di sektor pertambangan mengawasi delapan perusahaan besar dan 55 anak perusahaan yang bergerak di bidang aluminium, baja, tembaga, semen, serta ekstraksi mineral.

Alumina, atau aluminium oksida, merupakan bubuk putih yang tidak berbau dan bersifat inert, yang banyak digunakan dalam industri keramik. Karena ketahanannya terhadap panas, aus, dan korosi, alumina digunakan di berbagai bidang, termasuk konstruksi, bahan abrasif, katalis, dan sebagai pengisi. Dalam bidang teknik dan manufaktur, keramik alumina sangat dihargai untuk performanya dalam kondisi bertekanan tinggi.

Distribusi ukuran partikel sangat memengaruhi kualitas dan aplikasi bubuk alumina. Oleh karena itu, alat ukur yang digunakan harus dapat mengidentifikasi variasi ukuran partikel secara tepat dan konsisten agar sesuai dengan standar kualitas dan kinerja yang ditetapkan.

Krisis energi yang menyebabkan pemadaman listrik menjadi faktor utama penurunan produksi bubuk alumina Iran sebesar 3,1% YoY, meskipun secara keseluruhan produksi alumina dan aluminium di negara tersebut menunjukkan pertumbuhan yang tangguh sepanjang tahun 2024-2025.

 

Penulis: Ispanji Surya Dewantoro

Sumber: https://www.alcircle.com/news/irans-alumina-powder-production-reflects-y-o-y-fall-of-3-1-during-first-4-months-of-iranian-cy-114970

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *