Tarif Aluminium Naik Ganda, Kanada Alihkan Ekspor dari Pasar AS

Tarif Aluminium Naik Ganda, Kanada Alihkan Ekspor dari Pasar AS

 

Dilansir melalui Reuters pada (30/07/2025). Pabrik peleburan aluminium di Kanada mulai memindahkan logam primer mereka dari pasar Amerika Serikat sebagai reaksi atas kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump 25% pada bulan Maret dan meningkat menjadi 50% pada bulan Juni. Alcoa Corp (AA.N), yang memiliki fasilitas peleburan di AS dan Kanada, menyatakan kepada para analis bahwa sejak Maret mereka telah menjual lebih dari 100.000 ton logam Kanada kepada pembeli di luar AS, sebagaimana disampaikan dalam laporan keuangan kuartalan.

Penurunan tajam impor aluminium primer AS sudah terlihat pada April dan Mei, bahkan sebelum tarif kedua diterapkan. Sebagian dari penurunan ini digantikan oleh kenaikan pengiriman aluminium skrap, yang hanya dikenai tarif timbal balik lebih rendah karena dikategorikan sebagai bahan mentah daur ulang.

IMPOR PRIMER TURUN, SISA NAIK

Impor aluminium primer AS melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua tahun, mencapai 442.000 ton pada bulan Maret karena para pemasok bergegas mengirimkan sebelum tarif pertama mulai berlaku. Namun, tidak ada pihak yang menduga akan ada kenaikan tarif kedua, yang diumumkan secara tiba-tiba dan segera diterapkan, sehingga tidak memungkinkan pengiriman untuk menghindari tarif 50% tersebut. Akibatnya, impor pada bulan Mei turun menjadi 268.000 ton, angka bulanan terendah sejak Desember 2022.

Penurunan impor ini terutama disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari Kanada, pemasok utama aluminium ke AS. Logam yang tidak terikat kontrak tahunan sekitar 30% dari produksi Alcoa di Kanada dialihkan ke pasar lain. Sebagian besar dialihkan ke Eropa; data WBMS menunjukkan Kanada mengekspor 11.800 ton ke Belanda pada bulan April dan 25.500 ton ke Italia pada bulan Mei.

Sementara itu, impor aluminium skrap mengalami lonjakan tajam karena perbedaan struktur tarif. Dalam periode Maret hingga Mei, impor skrap mencapai total 227.000 ton, meningkat 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Impor dari Eropa menunjukkan pertumbuhan signifikan, meskipun berasal dari basis yang rendah. Akibat lonjakan ini, Komisi Eropa mengaktifkan mekanisme pengawasan perdagangan sebagai langkah awal sebelum menerapkan pembatasan ekspor. Keputusan akhir dijadwalkan akan diumumkan pada akhir September.

PENGAWASAN PASAR

Premi aluminium Midwest di AS meningkat dari 24 sen per pon (sekitar $520 per ton) pada bulan Januari menjadi 68 sen setelah tarif ganda diberlakukan. Namun, menurut Presiden dan CEO Alcoa, William Oplinger.

“itu masih belum cukup untuk menutupi biaya tarif logam Kanada.” Ia menjelaskan bahwa jika tarif dan ongkos pengiriman diperhitungkan, maka premi Midwest perlu berada di antara 70 hingga 75 sen per pon. Dikutip dari Reuters pada (30/07/2025).

Pembeli cenderung mengurangi persediaan mereka dan menunda pembelian spot baru karena mereka menunggu kepastian apakah akan ada pengecualian dari tarif yang sedang berlaku.

POLITIK WATCH

Langkah ini dinilai tepat oleh para pelaku industri. Ada indikasi bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan untuk menurunkan atau bahkan menghapus tarif aluminium bagi negara-negara yang menandatangani perjanjian dagang yang lebih luas. Inggris, misalnya, mendapatkan pengurangan tarif impor sebesar 25% untuk produk baja dan aluminium.

Kesepakatan baru dengan Uni Eropa juga tengah dibahas, yang mencakup kemungkinan pengecualian untuk produk logam seperti baja, aluminium, dan tembaga, menurut Komisaris Perdagangan Eropa Maros Sefcovic. Ia menyatakan bahwa negosiator AS dan Eropa telah sepakat dalam mengatasi masalah kelebihan kapasitas produksi Tiongkok. Meskipun tarif masih berlaku untuk sementara waktu, kedua pihak sedang menyusun “aliansi logam” sebagai alternatif sistem tarif, dengan sistem kuota.

Akan menjadi hal yang tidak biasa jika Kanada tidak disertakan dalam aliansi ini, mengingat peran pentingnya dalam memasok aluminium bagi AS.

BIAYA RESTART SMELTER YANG TINGGI

Meski kebijakan tarif terus berkembang, satu hal yang tetap jelas: AS belum memiliki kapasitas produksi peleburan yang cukup untuk mengurangi ketergantungan pada impor dalam waktu dekat.

Walaupun ada dua proyek peleburan baru yang sedang direncanakan, proyek-proyek ini harus bersaing dengan perusahaan teknologi besar dalam mendapatkan listrik berbiaya rendah. Bahkan jika sumber daya tersebut berhasil diamankan, pembangunan fasilitas ini akan memakan waktu bertahun-tahun.

Menurut data Survei Geologi AS, ada sekitar 670.000 ton kapasitas peleburan di AS yang saat ini tidak digunakan. Namun, banyak dari fasilitas tersebut sudah usang dan memerlukan investasi besar. Alcoa, misalnya, memiliki satu jalur produksi berkapasitas 50.000 ton per tahun yang tidak beroperasi di pabrik Warrick, Indiana. Untuk mengaktifkannya kembali, dibutuhkan biaya sekitar $100 juta dan waktu satu tahun.

“Kita perlu memastikan bahwa tarif akan berlaku cukup lama” untuk membenarkan keputusan memulai kembali, ujar Oplinger dari Alcoa kepada para analis.

Tarif dalam berbagai bentuk kemungkinan besar akan tetap diterapkan. Namun, pertanyaan yang masih terbuka adalah seberapa banyak negara mitra dagang yang bisa menghindari tarif penuh sebesar 50%. Sampai arah kebijakan lebih jelas, belum banyak fasilitas peleburan di AS yang akan kembali beroperasi. Namun, volatilitas dalam rantai pasokan fisik diperkirakan akan terus berlangsung.

 

Penulis: Ispanji Surya Dewantoro

Sumber: https://www.reuters.com/markets/commodities/aluminium-flows-shift-after-trump-doubles-down-tariffs-2025-07-29/

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *