Harga Aluminium Global Menguat, Peluang dan Tantangan Bagi Industri Aluminium Nasional

Harga aluminium global tengah mengalami pemulihan, naik ke level USD 2.440 per ton setelah sebelumnya menyentuh titik terendah dalam delapan bulan pada USD 2.340 (9 April 2025). Penguatan ini dipicu oleh meredanya kekhawatiran resesi di Amerika Serikat dan sinyal membaiknya prospek manufaktur global, yang ikut mendorong sentimen positif terhadap logam industri.

Sinyal positif ini juga dipengaruhi oleh sikap lebih lunak dari pemerintah AS dalam kebijakan perdagangan. Ketegangan yang sempat meningkat kini mulai mereda setelah Presiden AS menunda tarif balasan secara agresif dan membuka ruang untuk kesepakatan dagang baru, sehingga menurunkan kekhawatiran atas hambatan permintaan global terhadap aluminium.

Namun demikian, harga aluminium secara tahunan masih melemah sekitar 5 persen. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kelebihan kapasitas produksi, khususnya dari Tiongkok, yang kini mendorong ekspansi smelter ke luar negeri sebagai respons terhadap batas produksi nasional sebesar 45 juta ton per tahun.

Fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia—khususnya dengan masifnya pembangunan industri hilir bauksit di Kalimantan Barat. Peningkatan pasokan alumina di Asia Tenggara, termasuk dari beberapa proyek di Indonesia, bisa menekan biaya produksi dan memperkuat posisi industri nasional dalam rantai pasok global.

Meski demikian, Indonesia tetap harus mewaspadai potensi tekanan harga akibat pasokan global yang berlebih, sekaligus memastikan proyek-proyek hilirisasi berjalan sesuai jadwal agar mampu bersaing secara efisien di pasar ekspor.

Penulis: Putri Salsabila Irawan

Sumber:https://www.alcircle.com/news/aluminium-futures-rebound-amid-easing-economic-concerns-but-structural-challenges-persist-114007

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *